Engkau wanita berkerudung yang aku kagumi. Wajahmu kini sudah tak nampak muda lagi. Rambutmu kini mulai menampakkan warna putih. Kekuatan fisikmu kini yang tidak seprima dahulu. Tapi engkau adalah sosok sejarah kehidupannku.
Masih ingatkah engkau saat aku yang tidak bisa apa-apa? engkau merelakan waktu tidurmu untuk memberiku ASI. Saat aku tidak bisa berjalan? engkau yang memapahku hingga kini aku bisa bangkit sendiri. atau masih ingatkah engkau saat aku merintih kesakitan dan tanganmu yang membelai-belai kepalaku, menyelimutiku ketika kedinginan, menyiapkan makanan ketika perut kami mulai kelaparan, memenuhi permintaan kanak-kanakku.
Sampai sekarang aku selalu ingat perkataanmu jika permintaanku belum bisa kuturuti." Maaf ya nak, sekarang ibu belum ada uang. Nanti kalau udah gajian ibu belikan.Sabar ya"
Aku ingat saat engkau bicara, "ya begini kalo kamu dan Bagus ga ada di rumah. Ibu sendirian ga ada temannya." Dalam hatiku aku menangis. Maaf kalau waktu bertemu kita tak seperti dahulu, tapi engkau adalah tempat bercerita terbaik sepanjang masa. Maaf kalau aku harus pergi sesaat dan tidak bisa mendengar keluh kesahmu.
Tuhanku, ya Allah, terima kasih engkau telah mengizinkanku berada di rahimnya. Terima kasih atas sikap baiknya yang tak pernah meminta balas jasa secuilpun. Tapi aku belum siap ya Allah. Aku belum siap kehilangannya. Izinkan aku membalas jasanya, walaupun tidak akan pernah cukup dan setimpal dengan apa yang ia perbuat. Tapi kumohon, biarkan aku terus membuatnya tersenyum ya Allah.
Ayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar