Sabtu, 22 April 2017

Time Machine


Inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Salah satunya tulisan ini yang datang dari instastory seorang foodblogger eatandtreats, Hand Danial. Beberapa hari belakangan ini Hans sering banget cerita dan sharing dengan followernya tentang apa saja dan aku lihat pembahasannya juga seru-seru. Lalu kemarin dia sharing dan lebih tepatnya tanya ke followernya :

Seandainya saat ini lo bisa balik ke masa lalu dan bertemu diri lo yang masih muda,
 hal apa yang ingin lo katakan ke diri lo?

Kalian pernah ga sih merasa menyesal dan berharap waktu bisa berputar kembali sehingga kamu bisa memperbaikinya? Menurutku apa yang Hans sampaikan ke dirinya ngena banget. Dari situ aku juga mulai berandai-andai bisa punya kekuatan seperti itu, mungkin kira-kira hal ini yang ingin aku sampaikan.

Dear, my younger version
Aku tahu saat ini kamu sedang merasa mengalami masa-masa pubertas dimana kamu merasa sensitif berat. Rasanya saat orang lain nyela sedikit kamu akan langsung down
Aku cuma mau bilang thank you dan salut banget kamu bisa bertahan dimasa-masa itu, karena mungkin aku ga akan sekuat sekarang dan ga bisa belajar banyak. Aku juga ga akan punya berbagai sudut pandang dan belajar cara memahami orang lain. Yang pasti juga akau ga akan tertarik dengan dunia psikologi

Jangan pernah takut untuk menyuarakan apa yang ada di kepalamu dan jangan mudah terintimidasi

Jangan pernah nyesal dan takut untuk TAKE A RISK. Aku tahu kamu takut. Takut gagal, takut dicela, takut ga siap, takut sendirian. Because you know what? The risk will worth pay 

Jangan overthink dan sesekali kamu harus bisa melihat prinsip "semua akan indah pada waktunya"

Jangan pernah insecure saat teman-teman sudah diterima di uni lebih dulu karena Allah sudah mempersiapkan tempat belajar seperti yang kamu impikan sekarang. Meskipun harus melewati beberapa rintangan, semua itu supaya kamu menghargai setiap perjuangan yang kamu lalui. Fokus akan impian kamu

Jangan pernah nyesal bahwa selama 4 tahun kamu kuliah naik kendaraan umum dan nebeng. Biarin aja orang-orang ga penting mengolok-ngolok kamu. Jika saat itu kamu merengek-rengek minta kendaraan pribadi, kamu ga akan bisa melihat pemandangan yang biasa kamu temui saat naik angkot, ketemu dengan berbagai tipe orang, dan belajar memanage waktu. Mungkin juga kamu ga akan bisa menikmati waktu menyetir sendirian meskipun sedang macet-macetnya, senangnya karaokean di dalam mobil, atau hanya sekadar nganterin dan nebengin orang-orang yang dulu sempat kamu repotkan kemana-mana. Dan yang paling penting, kamu ga akan punya cerita yang bisa kamu bagikan ke anak cucumu nanti tentang perjuanganmu saat kuliah. 

Jangan pernah nyesal untuk mengejar apa yang kamu sukai hanya karena teman-temanmu beda minat. Karena aku bisa jamin kamu ga akan punya kesempatan mengenal orang-orang baru yang punya minat yang sama dengan kamu. Jangan pernah takut untuk coba sesuatu yang baru dan ikuti kata hati.


Selasa, 18 April 2017

Pencitraan Itu Penting!


Jadi lah diri sendiri, jangan berpura-pura jadi orang lain

Be yourself

Aku yakin pasti banyak orang yang sudah dengar quote ini. Ngaku kan kalau kalimat pasti pernah baca di berbagai media sosial atau keluar dari mulut orang-orang. Jujur aku sendiri kurang setuju dengan konsep be yourself sejak zaman kuliah hehe... aneh sih tapi coba deh dipikir secara logika.

Buat orang-orang yang innocent dan polos, konsep be yourself sendiri bisa jadi boomerang buat mereka kalau ditangkap secara mentah. Wah bisa dibayangkan ga tuh kalo pemikiran be yourself itu dijadikan prinsip utama dihidup seseorang. Kayaknya aku bakal sapa dosen pembimbing, "Hai sob. Apakabar?" atau saat wawancara kerja bakal bilang, "ya.. saya butuh duit makanya kerja". Intinya orang bisa jadi bebas dan seenaknya mengeluarkan apapun yang kita pikirkan. Dan apa orang lain siap menerima diri kita apa adanya? 

"Wah kalo ga jadi diri sendiri tuh kayak pakai topeng. Pencitraan!"

Setuju ga setuju memang kita selalu membuat pencitraan kok. Aku pernah dengar dari Eno Bening yang bilang, "Pencitraan itu adalah satu-satunya yang bisa kita lakukan terhadap diri kita ke orang lain. Lo ga bisa kasih apa adanya elo ke orang lain. Lo pasti membuat, lo pasti create image lo ke orang lain dan apa yang lo create image itu belum tentu sama sama apa yang orang konsepin dapet ke otaknya." And I couldn't agree more.

Kalo kita ga peduli dengan pencitraan ga mungkin kita ngelamar kerja pakai baju rapi, pakai kemeja atau kita mau ketemu klien dengan baju compang-camping. So yes pencitraan itu memang perlu. Coba kalau kita keras kepala ingin selalu jadi diri sendiri kayaknya cara bicara kita ke orangtua, pacar, teman, guru, dosen, orang yang lebih tua akan sama. Tapi nyatanya? engga.. Bahkan beberapa ada yang cerita ke aku dan aku pernah ngalamin sendiri, kalau kadang cara berpakaian kita juga mempengaruhi cara orang lain memperlakukan kita. Kalian pernah ngelamin juga ga? Jahat sih, tapi begitulah kenyataannya.

Tapi tentunya hal-hal di atas cuma pendapat pribadiku aja mengenai sulitnya "just be yourself".

Thank you for stop by


xoxo
Ayu